Spiga

Cara Mendidik Anak – Ilmu Turunan dari Bapak Ibu (Generasi Oldist)


Cara mendidik anak – ilmu turunan dari Bapak Ibu (generasi Oldist) yg sampe sekarang masih sangat Powerfull dalam pembentukan karakter Generasi muda.


Anak-anak yang dididik dalam keluarga yg penuh kesantunan, etika tata krama dan sikap kesederhanaan akan tumbuh menjadi anak-anak yg tangguh, disenangi & disegani banyak orang.

Mereka akan menjadi anak-anak yg tau aturan makan dgn table manner di restorant mewah, tp juga tidak canggung makan di warteg kaki lima.
Mereka tau etika gimana bersikap saat mentraktir, bahkan saat sedang di traktir orang lain.

Mereka sanggup beli barang-barang mewah, tapi tahu mana keinginan dan kebutuhan.
Mereka biasa pergi naik pesawat, antar kota bahkan ke luar negeri. Tapi santai saat harus naik angkot kemana-mana.

Mereka juga mampu bicara secara formal saat bertemu orang berpendidikan, juga mampu bicara santai bertemu orang jalanan. Mereka bicara visioner saat bertemu rekan kerja, tapi jg mampu bercanda lepas ketika kumpul teman sekolah.

Mereka anak-anak yang tidak norak saat bertemu dgn orang yg lebih kaya, tp juga tidak merendahkan orang yg dari golongan arus bawah.

Mereka anak-anak yang tau etika saat bicara dengan orang yg lebih tua, sebaya atau bahkan dengan yg usianya dibawah mereka.

Mereka mampu membeli barang2 bergengsi, tp sadar kalo yg membuat dirinya bergengsi adalah kualitas dan kapasitas dirinya, bukan dari barang-barang yg dia kenakan.
Mereka punya tapi tidak pamer kemana-mana. Kerendahan hati yang membuat orang lain menghargai dan menghormati dirinya.

JANGAN didik anak dari kecil  dengan penuh kemanjaan, apalagi melupakan kesantunan dan etika tata karama. Hal-hal sederhana ttg Kesantunan seperti : Pamit saat mau pergi dari rumah, permisi saat masuk rumah (Rumah sendiri atau bertamu ke rumah orang lain) hal ini banyak terjadi ketika ketemu orang dalam satu rumah, LUPA tidak bertegur sapa dgn orang di rumah itu.

Kembalikan pinjaman uang sekecil apapun, Berani minta maaf saat ada kesalahan & tahu berterima kasih jika dibantu sekecil apapun. Kelihatannya sepele, tapi orang yang tidak punya attitude itu TIDAK akan mampu melakukannya.

Ajari anak-anak rasa empati. Misal melihat ortunya menyapu halaman saat ia sedang asyik main gadget, lalu ia meninggalkan gadgetnya dan segera mengambil sapu dr tangan ortunya, dan gentian dia yg mengerjakan tugas tsb.

Ajari anak-anak untuk tidak menjadi “Robot” , yaitu anak yg hanya mau melakukan aktivitas hanya berdasarkan perintah / atau instruksi.

Ajari anak-anak untuk menyelesaikan apa yang sudah mereka mulai. Misal: habis mainan, kudu kumpulin lagi, rapihkan lagi mainan saat sudah usai. Cuci piring/gelas pribadi setelah usai makan/minum.

Ajari anak-anak untuk bisa berbagi / tidak pelit. misal dimulai dgn cara berbagi bekal makanan di sekolah. Memberi uang lebih kpd penjual koran di pinggir jalan, dgn tidak mengambil kembaliannya.
Kasih contoh Berbagi di saat Lebaran, misal membagikan "angpaw" kepada kerabat atau anak-anak Panti Asuhan, JANGAN ajarin meminta/mengumpulkan  angpaw (sadar tidak sadar anda sedang mencetak "mental pengemis" , sedih kan) Bukankan TDA - Tangan Di Atas LEBIH BAIK daripada TDB - Tangan Di Bawah? setuju kaaan

Bersyukurlah, bukan karena kita lahir dari keluarga yang kaya raya, tapi Bersyukurlah kalau kita terlahir di KELUARGA dan LINGKUNGAN yg mengajarkan kita tentang :Kesantunan, Etika, Tata Krama serta Kesederhanaan. Karena ini jauh lebih MAHAL dr pada sekedar UANG.

Menjadikan anak-anak tumbuh sbg manusia berkwalitas tadi caranya sangat mudah yaitu hanya dengan Mencontohkan serta selalu mengingatkan. Jangan sampai ada PEMBIARAN saat anak-anak kita melakukan kesalahan. Jangan banyak PERMAKLUMAN akan kesalahan-kesalahan KECIL.

 “ah cuman gak mau salim, gapapalah, nanti gede dia bisa salim” setiap ada tamu ke rumah, atau ketemu orang baru, dia enggan salim, dan dibiarkan

“Ah dia, lagi sibuk, gak menyapa juga ga apa-apa, makluminlah adikmu itu” sesame saudara tidak saling tegur sapa

“Ah , cuman uang kembalian 2000 perak, biarlah dibawa dia,” setiap kali dimintain tolong beli sesuatu ke warung sebelah, duwit kembalian gak pernah dikasihkan lagi kpd pemilik uang

“Ah, cuman duwit parkir 4000, mungkin dia duwitnya 50.000 smua” setiap kali pergi bareng dia gak pernah share uang parkir

“Ah mungkin dia belum pernah makan/minuman sejenis itu” kalo ditraktir teman, dia pilih menu makanan / minuman yg paling mahal, pakai pola “Aji mumpung”

Tidak mau memanggil sebutan seseorang sesuai urutan silsilahnya, misal Om/Tante dipanggil mas/mbak ; Atau: memanggil kakak tertua dipanggil langsung nama tanpa sebutan di depannya (ini mungkin sepele, tapi membawa efek domino yg panjang)


-etc

- dll

IYA , memang smua yg saya tuliskan diatas tadi adalah hal-hal sepele.... remeh temeh banged.... TAPI efeknya Luar biasa besar untuk kehidupan mereka kedepannya.

..... Langsung mengirim doa kepada para Leluhur dan Tetua yg selalu mengajarkan hal-hal Baik, yg hingga kini masih terwariskan kepada anak-cucu-mantu
Semangat melakukan perubahan kebaikan setiap saat, kapanpun & dimanapun.

Karena kalo sudah terlambat, kasihan anak-anak itu, akan jadi “sampah masyarakat” Dan akan mencetak generasi berikutnya yg menyedihkan juga L
Naudzubillah…

Ingat pepatah " buah jatuh tak jauh dari pohonnya"
Jadi kalo liat ada anak yang kelakuannya kebangetan, liat deh ORTUnya juga pasti gak beda jauh
atau sebaliknya, kalo ketemu orang dewasa yang kelakuannya  "mbencekno" alias gak tau aturan, pasti anaknya juga mirip gitu juga .... miris kaan


================


================
Tonton Video : 

0 comments: